manhaj salafi
Pendahuluan
Latar belakang
Kata salaf merupakan kependekan dari salafus shalih (kaum
shalih yang terdahulu), yang merupakan julukan atas tiga generasi awal umat
Islam, yaitu generasi sahabat, tabiin dan tabiit tabiin. Pokok ajaran dari
ideologi dasar Salafi adalah bahwa Islam telah sempurna dan selesai pada waktu
masa Muhammad dan sahabat-sahabatnya, oleh karena itu tidak dikehendaki inovasi
yang telah ditambahkan pada abad nanti karena material dan pengaruh budaya.
Paham ideologi Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktek Islam yang
lebih mirip agama Muhammad selama ini.
Pokok ajaran dari ideologi dasar Salafi adalah bahwa
Islam telah sempurna dan selesai pada waktu masa Muhammad dan
sahabat-sahabatnya, oleh karena itu tidak dikehendaki inovasi yang telah
ditambahkan pada abad nanti karena material dan pengaruh budaya. Paham ideologi
Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktik Islam yang lebih mirip agama
Muhammad selama ini. Salafisme juga telah digambarkan sebagai sebuah versi
sederhana dan pengetahuan Islam, di mana penganutnya mengikuti beberapa
perintah dan praktik. Salafy sangat berhati-hati dalam agama, apalagi urusan
Aqidah dan Fiqh. Salafy sangat berpatokan kepada Salafussholeh. Bukan hanya
masalah agama saja mereka perhatikan, tetapi masalah berpakaian, salafy sangat
suka mengikuti gaya berpakaian seperti zaman salafussholeh seperti memakai
gamis bagi laki-laki atau memaki celana menggantung, dan juga memakai cadar
bagi beberapa wanita salafy.
Pembahasan
- Pengertian Islam Salafi
Kata salaf merupakan kependekan dari salafus shalih (kaum
shalih yang terdahulu), yang merupakan julukan atas tiga generasi awal umat
Islam, yaitu generasi sahabat, tabiin dan tabiit tabiin. Pokok ajaran dari
ideologi dasar Salafi adalah bahwa Islam telah sempurna dan selesai pada waktu
masa Muhammad dan sahabat-sahabatnya, oleh karena itu tidak dikehendaki inovasi
yang telah ditambahkan pada abad nanti karena material dan pengaruh budaya.
Paham ideologi Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktek Islam yang
lebih mirip agama Muhammad selama ini.
Pokok ajaran dari ideologi dasar Salafi adalah bahwa
Islam telah sempurna dan selesai pada waktu masa Muhammad dan
sahabat-sahabatnya, oleh karena itu tidak dikehendaki inovasi yang telah
ditambahkan pada abad nanti karena material dan pengaruh budaya. Paham ideologi
Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktik Islam yang lebih mirip agama
Muhammad selama ini. Salafisme juga telah digambarkan sebagai sebuah versi
sederhana dan pengetahuan Islam, di mana penganutnya mengikuti beberapa
perintah dan praktik. Salafy sangat berhati-hati dalam agama, apalagi urusan
Aqidah dan Fiqh. Salafy sangat berpatokan kepada Salafussholeh. Bukan hanya
masalah agama saja mereka perhatikan, tetapi masalah berpakaian, salafy sangat
suka mengikuti gaya berpakaian seperti zaman salafussholeh seperti memakai
gamis bagi laki-laki atau memaki celana menggantung, dan juga memakai cadar
bagi beberapa wanita salafy.
Salafy juga terkadang digunakan untuk merujuk dengan
paham Wahhabi meskipun yang kedua lebih dapat dijelaskan sebagai sub-aliran,
Penganut Salafy biasanya menolak istilah ini karena dianggap bersifat merugikan
karena mereka percaya bahwa Muhammad ibn Abd al-Wahhab tidak mendirikan
pengajaran agama baru dalam pemikiran atau penggambaran diri. Para pengikut
Salafy memperlakukan Muhammad ibn Abd-al-Wahhab hanya sebagai seorang pemikir
besar dalam agama Islam, sebuah fakta yang dikonfirmasikan oleh mereka menutup
ketaatan kepada ajaran doktrinal. Biasanya, penganutnya dari gerakan Salafy
menjelaskan dirinya sebagai "Muwahidin," "Ahl Hadis," atau
"Ahl at-Tauhid." [1]
Adapun dari sisi zaman, kata Salaf digunakan untuk
menunjukkan kepada sebaik-baik kurun, dan yang lebih patut dicontoh dan diikuti
yaitu tiga kurun yang pertama (dalam Islam) yang diutamakan, yang disaksikan
dan disifati dengan kebaikan melalui lisan sebaik-baik manusia yaitu Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam. Akan tetapi pembatasan secara waktu tidaklah
mutlak tepat karena kita mengetahui bahwa beberapa sekte bid'ah dan sesat telah
muncul pada masa-masa tersebut. Karena itulah, keberadaan seseorang pada masa
itu (tiga kurun yang dimuliakan) tidaklah cukup untuk menghukumi bahwa dirinya
berada di atas manhaj Salaf, selama dia tidak mengikuti Shahabat radhiyallahu
'anhum dalam memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah. Karena itulah, para ulama
memberikan batasan istilah as-Salaf ash-Shalih (pendahulu yang shalih).
Dengan demikian, ketika Salaf disebutkan maka hal itu
tidak digunakan untuk menunjukkan kurun waktu yang terdahulu saja, tetapi
digunakan untuk menunjukkan kepada para Shahabat dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik. Kesimpulannya, istilah Salaf adalah istilah yang sah. Yaitu
istilah yang dipakai untuk orang-orang yang menjaga keselamatan 'aqidah dan
manhaj menurut apa yang dilaksanakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
dan para Shahabatnya sebelum terjadi perselisihan dan perpecahan. [2]
- Manhaj salafi
Manhaj generasi Salafus Shalih dalam masalah aqidah secara ringkas adalah
sebagai berikut:
- Membatasi sumber
rujukan dalam masalah aqidah hanya pada Al Qur’an dan Sunnah
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam serta memahaminya
dengan pemahaman Salafus Shalih
- Berhujjah dengan
hadits-hadits shahih dalam masalah aqidah, baik hadits-hadits tersebut
mutawatir maupun ahad.
- Tunduk kepada wahyu
serta tidak mempertentangkannya dengan akal. Juga tidak panjang lebar
dalam membahas perkara gaib yang tidak dapat dijangkau oleh akal.
- Tidak menceburkan
diri dalam ilmu kalam
dan filsafat
- Menolak ta’wil yang batil
- Menggabungkan seluruh nash yang ada dalam
membahas suatu permasalahan [3]
Inilah aqidah yang
lurus yang berasal dari sumber yang murni, yaitu Al Qur’an dan Sunnah
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yang jauh dari hawa nafsu
dan syubhat. Orang yang berpegang teguh dengan aqidah yang
demikian, maka ia telah mengagungkan nash-nash Qur’an dan Sunnah karena ia
mengetahui bahwa apa yang ada di dalamnya itu benar.
Imam Al Barbahari rahimahullah berkata:
واعلم رحمك
الله أن الدين إنـما جاء من قبل الله تبارك وتعالى لم يوضع على عقول الرجال
وآرائـهم وعلمه عند الله وعند رسوله فلا تتبع شيئاً يهواك فتمرق من الدين فتخرج من
الإسلام فإنه لا حجة لك فقد بين رسول الله صلى الله عليه وسلم لأمته السنة وأوضحها
لأصحابه وهم الجماعة وهم السواد الأعظم والسواد الأعظم الحق وأهله
“Ketahuilah saudaraku,
semoga Allah merahmatimu, bahwa agama Islam itu datang dari Allah Tabaaraka
Wa Ta’ala. Tidak disandarkan pada
akal atau pendapat-pendapat seseorang. Janganlah engkau mengikuti sesuatu hanya
karena hawa nafsumu. Sehingga akibatnya agamamu terkikis dan akhirnya keluar
dari Islam. Engkau tidak memiliki hujjah. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam telah menjelaskan As Sunnah kepada ummatnya, dan juga kepada
para sahabatnya. Merekalah (para sahabat) As Sawaadul
A’zham. Dan As Sawaadul A’zham itu adalah al
haq dan ahlul haq” .[4]
Sebelum itu, beliau juga berkata:
والأساس الذي
تبني عليه الجماعة وهم أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم وهم أهل السنة والجماعة فمن
لم يأخذ عنهم فقد ضل وابتدع وكل بدعة ضلالة
“Pondasi
dari Al Jama’ah adalah para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam. Merekalah Ahlussunnah Wal
Jama’ah. Barang siapa yang cara beragamanya tidak mengambil dari mereka, akan
tersesat dan berbuat bid’ah. Padahal setiap bid’ah itu kesesatan” .[5]
Beliau juga
berkata:
قال عمر بن
الخطاب رضي الله عنه : لا عذر لأحد في ضلالة ركبها حسبها هدى ولا في هدى تركه حسبه
ضلالة فقد بُينت الأمور وثبتت الحجة وانقطع العذر وذلك أن السنة والجماعة قد أحكما
أمر الدين كله وتبين للناس فعلى الناس الإتباع
“Umar bin Al
Khattab Radhiallahu’anhu berkata: Tidak ada toleransi bagi
seseorang untuk melakukan kesesatan, karena petunjuk telah cukup baginya. Tidaklah seseorang meninggalkan petunjuk agama, kecuali baginya kesesatan.
Perkara-perkara agama telah dijelaskan, hujjah sudah ditetapkan, tidak ada lagi
toleransi. Karena As Sunnah dan Al Jama’ah telah menetapkan hukum agama
seluruhnya serta telah menjelaskannya kepada manusia. Maka bagi manusia
hendaknya mengikuti petunjuk mereka” .[6]
Penutup
Simpulan
Kata salaf merupakan kependekan dari salafus shalih (kaum
shalih yang terdahulu), yang merupakan julukan atas tiga generasi awal umat
Islam, yaitu generasi sahabat, tabiin dan tabiit tabiin. Pokok ajaran dari
ideologi dasar Salafi adalah bahwa Islam telah sempurna dan selesai pada waktu
masa Muhammad dan sahabat-sahabatnya, oleh karena itu tidak dikehendaki inovasi
yang telah ditambahkan pada abad nanti karena material dan pengaruh budaya.
Paham ideologi Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktek Islam yang
lebih mirip agama Muhammad selama ini.
Menurut Dr. yusuf qordhowi, ada beberapa criteria dan prinsip yang dimiliki
oleh manhaj salafi, yaitu:
1)
Berpegang pada nash-nash yang ma’shum (suci), bukan
kepada pendapat para ahli atau tokoh.
2)
Mengembalikan masalah-masalah “mutasyabihat” (yang kurang
jelas) kepada masalah “muhkamat” (yang pasti dan tegas). Dan mengembalikan
masalah yang zhanni kepada yang qath’i.
3)
Memahami kasus-kasus furu’ (kecil) dan juz’i (tidak
prinsipil), dalam kerangka prinsip dan masalah fundamental.
4)
Menyerukan “Ijtihad” dan pembaruan. Memerangi “Taqlid”
dan kebekuan.
5)
Mengajak untuk ber-iltizam (memegang teguh) akhlak
Islamiah, bukan meniru trend.
6)
Dalam masalah fiqh, berorientasi pada “kemudahan” bukan
“mempersulit”.
7)
Dalam hal bimbingan dan penyuluhan, lebih memberikan
motivasi, bukan menakut-nakuti.
8)
Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman
keyakinan, bukan dengan perdebatan.
9)
Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah,
bukan formalitasnya.
10) Menekankan sikap
“ittiba’” (mengikuti) dalam masalah agama. Dan menanamkan semangat “ikhtira’”
(kreasi dan daya cipta) dalam masalah kehidupan duniawi.
DAFTAR PUSTAKA
Diringkas oleh
syaikh dari kajian kitab Al Minhaj yang diasuh oleh Syaikh Abdullah Al
‘Ubailan. Dan poin-poin ini sudah ma’lum dari pengamatan terhadap manhaj
para salafus shalih.
http://fathia27rhm.multiply.com/reviews/item/127
Syarhus Sunnah, 1/66.
Komentar
Posting Komentar