enam filsuf besar sejarah( santo agustinus, ibn kholdun, vico, toynbee,karl marx, osword spengler)
oleh:
Moh Teguh Prasetyo
RESUME
KARL MARX
Karl
Heinrich Marx, lahir di Trier Jerman tahun 1818. Ia adalah seorang tokoh ekonomi politik. Karl
Marx menulis tentang banyak hal, namun ia lebih terkenal dengan seorang pemikir
sejarah terutama tentang pertentangan antar kelas sosial. Hal itu, dapat diringkas
sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya
adalah sejarah pertentangan kelas", sebagaimana yang tertulis dalam
kalimat pembuka dari Manifesto Komunis.
Karl
Marx lahir dari keluarga progresif Yahudi. Ayahnya bernama Herschel, keturunan
para rabi. Meskipun demikian, ayahnya cenderung menjadi deis, yang kemudian
meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran
Lutheran yang relatif liberal untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti
namanya menjadi Heinrich. Sedangkan
saudara Herschel yaitu Samuel menjadi rabi kepala di Trier. Keluarga
Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis
masa-masa awal Karl Marx.
Sifat
gerak sejarah menurut Karl Marx adalah perjuangan kaum buruh. Yang menjadi
komponen inti dari ideology komunisme. Pemikiran Marx juga tidak sebatas teori
melainkan sudah menjadi ideologi Marxisme Komunisme (sosialis komunis),
penghapusan kepemilikan pribadi dan pengembalian manusia kepada makhluk sosial.
Latar belakang dari pemikiran ini ialah adanya revolusi Inggris. Bisa dikatakan
bahwa sifat gerak sejarah menurut Karl Marx adalah pertentangan antar kelas.
Menurut Karl Marx tidak tepat jika sejarah merupakan hasil tindakan raja-raja
atau orang besar lainnya. Akan tetapi sejarah addalah hasil dari gerakan
perjuangan masyarakat proletariat. Fase perkembangan masyarakat menurutt Karl
Marx adalah sebagai berikut : yang pertama ialah masyarakat komunal primitif,
yang kedua ialah tahap kerja dan kepemilikan pribadi dan yang ketiga ialah
penghapusan kelas (kebebasan tanpa kelas).
Gerak
sejarah menurut Karl Marx ialah bersifat linier atau progres. Disebutkan dalam
manifesto komunis bahwa sejarah umat manusia dari dulu sampai sekarang adalah
pertentangan antar kelas. Yang mana nanti pada akhirnya akan berujung pada
materialisme. Pemikiran Marx di pengaruhi oleh gurunya yang bernama Hegel.
Pemikiran Hegel yaitu dunia berada dalam proses perkembangan. Namun,
perkembangan yang terjadi hanya terbatas pada ide dan bukan materiil. Pemikiran
ini mungkin disebabkan karena Hegel
adalah seorang yang idealis. Dengan menggunakan pemikiran Hegel sebagai
gurunya, Karl Marx mengembangkan
pemikiran yang lebih bagus dari gurunya, ia tidak puas terhadap dialektika
Hegel yang berpusat pad aide atau roh. Hal ini bagi Marx terlalu abstrak dan
tidak menyentuh realitas konkret. Pengertian ini tidak sesuai dengan tesis Karl
Marx bahwa filsafat harus mengubah cara orang bertindak. Dalam pandangannya,
filsafat tidak boleh statis, tetapi harus aktif membuat perubahan-perubahan
karena yang terpenting adalah perbuatan dan materi, bukan ide-ide. Manusia
selalu terkait dengan hubungan-hubungan kemasyarakatan yang melahirkan sejarah.
Marx membalik dialektika ide Hegel menjsadi dialetika materi. Apabila Hegel
menyatakan bahwa kesadaranlah yang menentukan realitas, maka Marx
merekonstruksinya dengan mengatakan bahwa praksis materiallah yang menentukan
kesadaran masyarakat.
RESUME ARNOLD JOSEPH TOYNBEE
Nama
lengkap Toynbee adalah Arnold Joseph Toynbee. Ia lahir pada tanggalal 14 April
1889. A. J Toynbee adalah seorang sejarawan Inggris. Ia mengenyam pendidikan di
Winchester College dan Balliol College, Oxford. Toynbee memulai karirnya dari
mengajar di universitas yang sama dimana ia belajar. Kemudian menjadi King's
College di London School of Economic dan Royal Institute of International
Affair di Chattam. Pada perkembangan selanjutnya ia menjadi "alkitab"
atau ahli Bible.
Dari
wawasannya, ia menghasilkan buku yang berjudul A Study of History pada tahun
1933. Karya ini terdiri dari 12 jilid. Secara garis besar buku ini membahas
tentang dimulainya perang dunia. Pemikiran dari Toynbee ialah terdapat kesamaan
antara sejarah Yunani dan Romawi kuno. Dengan kata lain ia beranggapan bahwa
ada kesamaan pola dalam sejarah umat manusia. Pemikirannya ini sedikit
dipengaruhi oleh Oswald Spengler. Perbedaan antar pemikiran Spengler dengan
Toynbee ialah, Toynbee lebih optimis dalam pandangannya tentang gerak sejarah.
Sedangkan Spengler lebih menggambarkan sikap pesimis dalam mempertahankan
kehidupannya. Misalnya, dalam kenegaraan, suatu negara yang sudah mengalami
masa keemasan pasti akan runtuh. Hal itu merupakan pemikiran dari Spengler.
Sedangkan pemikiran dari Toynbee ialah, jika sebuah negara mengalami puncak kejayaannya,
belum pasti negara itu runtuh, asal ada usaha dari masyarakat untuk tetap
mempertahankan kemajuannya.
Menurut
Toynbee gerak sejarah berjalan menurut tingkatan-tingkatan seperti berikut
a. genesis of civilizations, yaitu lahirnya kebudayaan
a. genesis of civilizations, yaitu lahirnya kebudayaan
b.
growth of civilizations, yaitu perkembangan kebudayaan
c.
decline of civilizations, yaitu keruntuhan kebudayaan
Breakdown of
civilizations, yaitu kemerosotan kebudayaan
Disintegration
civilization, yaitu kehancuran kebudayaan
Dissolution of
civilization, yaitu hilang dan lenyapnya kebudayaan
Suatu
kebudayaan terjadi, karena challenge and response atau tantangan dan jawaban
antara manusia dengan alam sekitarnya. Dalam alam yang baik manusia berusaha
untuk mendirikan suatu kebudayaan seperti di Eropa, India, Tiongkok. Di daerah
yang terlalu dingin seolah-olah manusia membeku (Eskimo), di daerah yang
terlalu panas tidak dapat timbul juga suatu kebudayaan (Sahara, Kalahari,
Gobi), maka apabila tantangan alam itu baik timbullah suatu kebudayaan. Pertumbuhan
dan perkembangan suatu kebudayaan digerakkan oleh sebagian kecil dari pemilik
kebudayaan. Jumlah kecil itu menciptakan kebudayaan dan jumlah yang banyak
(mayoritas) meniru kebudayaan tersebut. Tanpa minoritas yang kuat suatu
kebudayaan tidak dapat berkembang. Apabila minoritas lemah dan kehilangan daya cipta,
maka tantangan dari alam tidak dapat dijawab lagi. Minoritas menyerah, mundur,
maka pertumbuhan kebudayaan tidak ada lagi. Apabila kebudayaan sudah memuncak,
maka keruntuhan (decline) mulai tampak.
Untuk
menghindari keruntuhan kebudayaan sebagaimana yang diramalkan oleh Spengler,
maka yang mungkin dilakukan adalah mengganti norma kebudayaan dengan norma
ketuhanan. Dengan pergantian norma ini, maka tujuan gerak sejarah Toynbee lebih
mirip dengan teori gerak sejarahnya Santo Agustinus yang mana tujuan dari gerak
sejarah ialah Civitai Dei dan civitas Diaboli.
Dengan
kata lain bisa dikatakan bahwa dari karya Toynbee gerak sejarah tidak terdapat
hukum tertentu yang menguasai dan mengatur timbul tenggelamnya kebudayaan
dengan pasti. Mungkin lebih tepatnya, Toynbee menghubungkan antara teori gerak
sejarahnya Spengler dengan Santo Agustinus atau bahkan Ibnu Khaldun karena
menurut Toynbee, sejarah itu berulang polanya, adapun tujuan akhirnya ialah
terciptanya masyarakat yang humanis dan kultural.
RESUME
OSWALD SPENGLER
Oswald
Spengler Gottfried Arnold Manuel lahir pada tanggal 29 Mei 1880 di Blekanburg.
Ia merupakan anak sulung dari empat bersaudara dan merupakan anak laki-laki
satu-satunya dalam keluarganya. Kesehatannya tidak begitu bagus, ia menderita
migraine sepanjang hidupnya. Pada usia 10 tahun Spengler menerima pendidikan
klassik di local Gymnasium dengan mempelajari bahasa Latin dan bahasa Yunani,
Matematika dan ilmu alam. Selain itu ia mempelajari puisi, music dan drama.
Gerak sejarah menurut Spengler ialah
siklus yang merupakan eujud dari hokum fatum. Menurut Spengler setiap peradaban
besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan dan keruntuhan. Proses perputaran
ini memakan waktu sekitar seribu tahun. Dasar dari pemikiran Spengler ialah
kehidupan suatu kebudayaan dalam segala bidang sama dengan kehidupan tumbuhan,
hewan, manusia dan alam semesta. Hukum seperti ini sering disebut sebagai hukum
fatum (macro cosmos sama dengan micro cosmos). Dimana segala sesuatu yang
terjadi akan terulang kembali. Menurut Spengler, kehidupan manusia pada
dasarnya merupakan suatu rangkaian yang tidak pernah berakhir dengan pasang
surut. Seperti halnya kehidupan organisme yang mempunyai suatu siklus mulai
dari kelahiran, masa anak-anak, dewasa, masa tua dan kematian. Oswald Spengler
cenderung ke arah pesimisme. Perkembangan pada masyarakat merupakan siklus yang
terus akan berulang dan tidak berarti kumulatif. Oswald Spengler menjelaskan
bahwa manusia dicirikan oleh kemajuan dan kemunduran yang berulang kali.
Peradaban manusia dapat diumpamakan turun naiknya gelombang lautan, atau
kehidupan organ manusia yang menempuh tahapan dari
kelahiran-kanak-kanak-dewasa-tua-dan kematian.
Tiap
masa pasti akan datang waktunya, karena hal itu merupakan keharusan alam yang
pasti terjadi. Manusia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menerima
amorfati. Paham Spengler mirip dengan historikal materialism yang mana suatu
kebudayaan akan hancur apabila sampai pada puncaknya. Oswald Spengler, memandang
kultur sebagai pertumbuhan jiwa manusia yang bermasyarakat, dalam makna yang
serba asli, mengandung kehidupan dan bersifat mulia, kuat, dan kaya. Spengler
menyebut civilization (peradaban) sebagai produk akhir di mana budaya di situ
telah menjadi steril, suatu kondisi yang akhirnya akan dialami oleh semua
budaya yang ada. Ini berbeda dengan pendapat Huntington, bahwa civilization
adalah puncak-puncak dari kultur. Dalam tafsiran Spengler justru sebaliknya,
yakni bahwa civilization adalah lebih rendah daripada kultur karena merupakan
hasil dari pemerosotannya. Oswald Spengler, dalam bukunya Decline of the West
(1922) mengatakan bahwa peradaban adalah suatu tingkat kebudayaan yang sudah
tidak memiliki energi produktif lagi, sudah beku dan mengkristal, sedangkan
Budaya (Kebudayaan) adalah sesuatu yang hidup dan kreatif. Spengler meneruskan
pemikiran Nietsche, Kebudayaan sebagai sesuatu yang dalam proses “menjadi”,
sedangkan peradaban adalah sesuatu yang sudah “selesai”. Kebudayaan bisa
terekspresikan dalam bentuk yang berbeda-beda, unik, subjektif, sebaliknya
“peradaban” itu sifatnya universal. Kebudayaan adalah sesuatu yang sedang
berkembang, sedang tumbuh sedangkan peradaban adalah sesuatu yang telah
mencapai puncaknya.
Tujuan
dari gerak sejarah menurut Spengler antara lain : yang pertama, kebudayaan
barat sudah sampai pada masa tua adalah masa civilization. Kedua, setelah
mengalami masa civilization, kebudayaan barat pasti terus runtuh. Ketiga,
masyarakat barat harus bisa bersikap berani menghadapi keruntuhan tersebut.
RESUME St.
AGUSTINUS
Sejarah menurut St. Augustinus adalah perjuangan
antara dua unsur yang saling bertentangan, yang baik dan yang buruk hal ini
tidak terlepas dari pengalaman hidup yang terurai dari biografi Santo Agustinus
yang saya jelaskan di biografi di atas. Teori gerak sejarah menurut St.
Augustinus ditentukan oleh kehendak Tuhan. Hukum alam menjadi hukum Tuhan,
kodrat alam menjadi kodrat Tuhan, Tuhan menentukan takdir, manusia menerima
nasib. Gerak manusia bersifat pasif karena segala sesuatunya ditentukan oleh
Tuhan.
Agustinus tidak mempercayai bahwa sejarah adalah suatu
siklus. Sejarah lebih dari itu; ia merupakan kejadian yang diatur oleh Tuhan.
Jadi, sejarah sebenarnya mempunyai suatu permulaan dan mempunyai akhir.
Sejarah
sebagai wujud kehendak Tuhan ialah bahwa manusia tidak bebas menentukan
nasibnya sendiri. Ia menerima nasib dari Tuhan, apa yang diterima sebagai
kehendak Tuhan. Tuhan sudah menentukan perjalanan hidup yang sudah ditentukan
Tuhan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tuhan sudah menentukan perjalanan
hidup manusia dan alam, manusia tidak dapat mengubah garis hidup yang sudah
ditentukan. Bagi alam fikiran Yunani manusia menerima segala sesuatu dengan
amor fati (gembira), bagi alam kodrat ilahi pemberian Tuhan diterima dengan
fiat voluntas tua (kehendak Tuhan terlaksanalah).
Santo
Agustinus menghimpun suatu teori sejarah berdasarkan fiat voluntas tua itu.
Gerak sejarah dunia diibaratkan riwayat hidup manusia, babakan waktu disusun
menurut tingkatan-tingkatan hidup manusia:
No
|
Santo Agustinus
|
Artinya
|
Zaman
|
1
|
Intifia
|
Bayi
|
Adam sampai Nuh
|
2
|
Pueritia
|
Kanak-kanak
|
Sem, Jafet
|
3
|
Adulescentia
|
Pemuda
|
Ibrahim sampai Daud
|
4
|
Inventus
|
Kejantanan
|
Daud
|
5
|
Gravitas
|
Dewasa, dewasa bijaksana
|
Babilonia
|
6
|
Kiamat
|
Tua
|
Pemilihan antara baik-jahat
|
Santo Augustinus menerangkan bahwa tujuan gerak
sejarah ialah terwujudnya kehendak Tuhan dalam civitas dei atau kerajaan
tuhan. Civitas dei merupakan tempat manusia pilihan Tuhan yang menerima
ajaran Tuhan dan yang menolaknya akan ditampung didalam civitas diaboli
(kerajaan setan) atau neraka. Selanjutnya ia mengajarkan bahwa hakikat
sesungguhnya kehidupan adalah penembusan dosa. Seperti yang ia singgung dalam
bukunya “The City of God” bahwasannya Adam sebelum kejatuhannya pernah memilki
kehendak bebas dan bisa terbebas dari dosa. Namun karena dia dan hawa memakan
buah apel maka kerusakan pun merasuki mereka dan terwariskan kepada seluruh anak
keturunannya, sehingga tak seorang pun dari mereka yang bisa terbebas dari
dosa, kecuali berdasarkan upaya mereka sendiri. Oleh karena itu St. Augustinus
mengatakan bahwa hakikat kehidupan manusia di bumi ini hanyalah sebuah
penebusan dosa yang dilakukan oleh adam dan hawa terdahulu.
Zaman lampau sebagai perwujudan kehendak Tuhan adalah
cermin atau hikmah untuk mengetahui kodrat ilahi. Zaman yang akan datang adalah medan perjuangan
untuk mendapatkan tempat di Civitas Dei. Maka perikehidupan manusia
ditujukan kepada Civitas Dei, kepada akhirat; kecemasan dan ketakutan
meliputi seluruh alam pikiran itu, apakah nasib yang akan diterima kelak??? Fiat
voluntas tua – kehendak Tuhan terlaksanalah! Manusia menyerah kepada
kehendak Tuhan, ia menerima segala sesuatu . menyerahkan nasib kepada gereja.
RESUME VICO
Vico membagi sjearah kemanusiaan
menjadi tiga fase yang berkesinambungan, yaitu fase teologis, fase herois dan
fase humanistis. Fase yang terkemudian, menurut Vico, adalah lebih tinggi
ketimbang fase sebelumnya, daur kultural purna dengan fase ketiganya dengan
lebih tinggi dibanding daur sebelumnya Adapun fase pertama oleh Vico disebut
dengan masa ketuhanan. Masa ini bermula pada waktu suatu bangsa mulai
meninggalkan secara bertahap kehidupan primitive sebelumnya, untuk masuk pada
masa ketuhanan.
Masa ini sendiri diwarnai dengan berkembangnya
berbagai khurafat dan rasa takut terhadap fenomena-fenomena alam yang dipandang
sebagai teofani kehendak Ilahi, baik yang menunjukkan kemarahan-Nya atau
keridhaan-Nya. Selain itu masa ini juga didominasi oleh ide ruh baik dan ruh
jahat yang menentukan nasib manusia . Lebih jauh lagi masa ini adaalh masa
mitologi animistis yang dikendalikan oleh kekuasaan-kekuasaan kependetaan yang
menyatakan bahwa hak-haknya dalam melaksanakan apa yang dipandangnya sebagai
hukum didasarkan pada kehendak tertinggi Ilahi.
Dengan demikian, dalam periode
kehidupan masyarakat pada fase ini, pembangkitan rasa takut akan amarah Tuhan
yang terefleksikan dalam kemarahan alam merupakan sarana satu-satunya untuk
mengendalikan perlawanan individu-individu dan melaksanakan hukum. Demikianlah
ciri-ciri umum masa ketuhanan seperti yang dideskripsikan Vico. Dengan
terjadinya perkembangan secara Sedang menurut Vico, sejarah berputar dalam
gerakan spiral yang mendaki dan selalu memperbaharui diri, seperti gerakan
pendaki gunung yang mendakinya dengan melalui jalan melingkar ke atas di mana
setiap lingkaran selanjutnya lebih tinggi dari lingkaran sebelumnya, sehingga
ufuknya pun semakin luas dan jauh. Mungkin pembaharuan diri terus-menerus dari
gerak sejarah inilah yang menjadi ciri teori Vico yang membedakannya dari
teori-teori tentang daur kultural sejarah sebelumnya. Teori ini sendiri
konsisten dengan suatu metode yan tegar tentang gerak ulang sejarah,
yang melempangkan jalan untuk
berpendapat tentang mungkin dilakukannya peramalan dalam kajian sejarah dan
sulit menerima ide kemajuan seperti menurut Plato dan Machiavelli.
Masyarakat-masyarakat manusia menurut Vico, dengan demikian, bergerak melalui
fase-fase perkembangan tertentu yang berakhir dengan kemunduran atau barbarisme
dan selanjutnya memulainya lagi dari fase yang awal dan begitu seterusnya.
Dengan demikian lingkaran-lingkaran sejarah, menurut Vico, dalam pendakian yang
terus menerus terjalin erat dengan kemanusiaan. Dalam wawasan historis Vico,
ide kemajuan adalah substansial, meski kemajuan ini sendiri tidak meallui satu
perjalanan lurus ke depan tapi bergerak dalam lingkaran-lingkaran historis yang
satu sama lainnya saling melimpahi.
Dalam setiap lingkaran, pola-pola budaya yang
berkembang dalam masyarakat, baik agama, politik, seni, sastera, hukum, dan
filsafat saling terjalin secara organis dan internal, sehingga masing-masing
lingkaran itu memiliki corak kultural khususnya yang merembes ke dalam berbagai
ruang lingkup kulturalnya. Demikianlah pandangan sejarah
Eropa di masa abad pertengahan (midlle ages), manusia hanya menanti-nantikan
kedatangan Civitas Dei. Gerak sejarah bermata air kodrat ilahi dan bermuara
pada Civitas Dei.
RESUME IBN KHALDUN
Bagi Ibnu Kholdun sejarah menuju ke
arah timbulnya beraneka warna masyarakat, negara dengan manusianya menuju ke
arah kesempurnaan hidup. Teori Ibnu Kholdun mendidik manusia menjadi pejuang
yang tak kenal mundur. Puncak gerak sejarah ialah umat manusia bahagia dengan
beraneka ragam masyarakat, negara, kesatuan hidup lainnya yang sempurna.
Gerak perkembangan sejarah menurut Khaldun tidaklah
berupa lingkaran dan dari garis yang lurus (linier), tetapi berbentuk spiral.
Pola sejarah Khaldun mirip dengan pola Spengler dan Pola Toynbee. Khaldun
mengungkapkan bahwa teori kebudayaan bersifat siklus. Sehingga Khaldun
beranggapan bahwa dalam sejarah manusia pola yang berlaku adalah siklus. Pola
Spiral merupakan itegrasi dari pola siklus dan pola linear. Menurut konsep
ini pola sejarah disamping menunjukkan pengulangan juga terus bergerak maju,
tidak berputar di tempat. Disini doktrin kesinambungan dan perubahan bergabung
menjadi satu dalam pola tersebut. dengan kata lain, menurut konsepsi ini, umat
manusia cukup kreatif dalam menciptakan hal-hal yang ada dalam perjalanan
sejarah.
Pola
spiral yang dikemukakan Khaldun, misalnya negara, bahwa setiap kali negara
mencapai klimak kejayaannya, seiring itu pula akan memasuki masa senja dan
mulai mengalami keruntuhan untuk digantikan oleh negara lain yang baru.
Kemudian negara baru itu tidaklah mulai dari nol, tetapi dengan mengambil
sebagian dari peninggalan, warisan, dan tradisi negara yang lama. Negara baru
itu melengkapinya, menciptakan kebudayaan yang lebih maju dan berbeda dari
negara sebelumnya. Meskipun memang pada mulanya perbedaannya tidak begitu
kontras, namun lama kelamaan sama sekali kontras.
Gerak
perkembangan menurut Khaldun berarti gerak ke depan dan tak terbatas, serta
selalu bertujuan pada kerentanan dan kerusakan. Oleh karenanya, berdasarkan
pada sejarah itu merupakan kisah
negara-negara yang muncul, tumbuh dan hancur. Kehancuran itu sendiri merupakan
sesuatu yang pasti dan satu-satunya hal yang dapat terhindar dari kehancuran
adalah perkembangan.
Komentar
Posting Komentar