pustaka lontar di desa sideman
Pustaka
Lontar di Desa Sideman
Pustaka lontar yang terdapat di deas Sideman seni kuna
yang tua yang berumur ratusan tahun
melalui goresan dan tulisan aksara tertuang cerita dan filosofi manusia yang
diringkas dalam ajaran-ajaran. Pada zaman majapaahit dedauan merupakan
satu-satunya media untuk tulis-menulis
karena daun lontar memiliki serat
yang kokoh dan cocok untuk menulis aksara-aksara dan gambar-gambar tentang
fatwa ketuhanan kitab suci, cerita kepahlawanan, catatan sejarah. Aksara lontar
yang bertulisan tentang ajaran-ajaran budha tersebut setiap harinya dipakai
untuk upacara bersembahyang yang diterjemahkan kedalam bahasa bali, yang dituis di Griya
Santi yaitu di rumah De Bagus di bali
ujuga terdapat sekolah yang memasukkan seni lontar kekurikulum sekolah smu
sidemen.
Cara membuat seni daun
lontar prosesnya sangat lama bisa memakan waktu 5-6 bulan hal ini di lakukan
supaya menghasilkan daun lontar yang sangat maksimal, adapun daun lontar yang
dipakai adalah daun lontar jenis telur yang memiliki ketebalan yang bagus untuk
menulis ataupun menggambar sutu cerita-cerita agama seperti Ramaya dan
lain-lain. Adapun daun lontar yang dipakai adalah pucuk daun lontar lontar yang sudah di potong dan yang sudah di
pilah-pilah direndam sampai tiga hari setelah itu diangkat dan dijemur sampai
kering setelah itu daun lontar rebus hingga dua jam bersama racikan
rempah-rempah(kulit rempah, daun legundi, kulit kelapadan gambir) hal itu
supaya daun lontar bertahan lama kemudian lontar yang sudah di olah sedemikian
rupa lalu lontar di jemur sampai kering dan kemudian di pres supaya mudah ditulisi dan di gambar untuk menulis
diatas lontar di gunakan pena bermata pisau untuk tinta di gunakan kemiri yang
sudah di gambar dan dioleskan sesaat setelah penulisan di lontar selain tilisan
juga dibuat parasi atau gambar berkarakter sereti cerita Ramayana hali ini
supaya pembaca tidak bosan dan menyerupai seperti komik hasil dari parasi
biasanya di jual ditoko untuk mata pencaharian warga sedangkan untuk pengunjung
sebagai souvenir hal itu di kembangkan dari tulisan yang sejak dahulu di
pelihara oleh penduduk setempat.
Akssra lontar biasanya
di bacakan pada upacara-upacara seperti upacara saraswati atau upacra khusus
lainya. Tidak semua orang bisa atau dapat menulis aksara di daun lontar selain melewati beberapa rangkain upacara
sakral juga hanya pemuka agama yang boleh menulis aksara lontar, enurut ide
bagus dalam menulis lontar dibuktika kosentrasi yang tinggi mulai dari mata,
hati dan pikiran kesalahan dari
penulisan aksara lontar sangat fatal akibatnya walaupun satu huruf
karena akan menjadi pedoman masyarakat Bali dalam hal ketuhanan dan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar