orientalisme dan motivasinya

MOTIVASI ORIENTALIS MENGKAJI ISLAM
Sejak tahun 60-an sehabis Perang Dunia II (1939-1945) dikenal dengan sebutan “Dunia Belahan Utara” dan “Dunia Belahan Selatan”, yang masing-masing berarti “negara-negara maju dan negara-negara berkembang”. Tetapi sebelumnya sejak sekian abad lamanya, dipergunakan sebutan Dunia Timur dan Dunia Barat. Dimaksudkan dengan Dunia Barat dewasa itu adalah wilayah Eropa dengan penduduknya, dan belakangan mencakup benua Amerika, setelah dunia baru itu ditemukan oleh Christopher Columbus (1493). Hasrat untuk mengenali hal-hal yang berkaitan dengan Benua Timur itu disebut dengan Orientalisme, itu timbul dari pihak dunia Barat. Faktor yang mendorong pertumbuhan arus masa berikutnya sampai menjelang awal abad ke-16.1 Dalam makalah ini akan diuraikan faktor-faktor pendorong orientalis.
1.    Motivasi Aqidah dan Keagamaan
Faktor utama yang mendorong orang-orang Barat mempelajari dunia Timur adalah faktor agama terlebih dahulu. Perang Salib telah memberi bekas kepahitan yang sangat mendalam pada orang-orang Eropa. Dari sini timbullah gerakan reformasi Kristen, sehingga umat Kristen merasakan suatu kebutuhan mendesak untuk melihat kembali penafsiran mereka terhadap al-Kitab; dan untuk memahami sesuai dengan perkembangan baru yang dilancarkan oleh kaum reformis.
Umar Bin Ibrahim Ridwan dalam bukunya “Ara al-Mustashriqin Halwa al-Qur’an al-Alkarim Wa Tafsirihi” mengatakan bahwa usaha-usaha selanjutnya yang dilakukan oleh kaum orientalis setelah mempelajari Islam: 
a.     Berusaha mencemarkan dan mengaburkan nilai-nilai kebenaran Islam, agar umat Islam   mengalami kebimbangan dalam beragama.
b.    Melindungi kaum Nasrani dari bahaya Islam.
c.    Berusaha mengkristenkan orang-orang Islam.

d.    Menumbuhkan keragu-raguan atas kerasulan Muhammad SAW dan menganggap hadits Nabi sebagai perbuatan ummat Islam selama tiga abad pertama.
e.    Menumbuhkan keraguan terhadap kebenaran Al-Qur'an dan memutarbalikannya.
f.    Memperkecil nilai fiqh Islam dan menganggapnya sebagai adopsi dari hukum Romawi.
g.    Memojokkan bahasa Arab dan menjauhkannya dari ilmu pengetahuan yang semakin berkembang.
h.    Mengembalikan Islam kepada sumber Yahudi dan Nashrani.
i.    Mengkristenkan ummat Islam. 
Semangat Evangelisme inilah yang menjadi pendorong dalam melakukan sikap permusuhan terhadap Islam. Dan motivasi dalam bidang keagamaan inilah yang menjadi motivasi dasar orientalis dalam mengkaji Islam.
Untuk menyelidiki benar tidaknya dorongan keagamaan, menjadi salah satu dorongan yang mendorong para ahli ketimuran menyelidiki dan meneliti tentang hal timur, dapat diteliti siapa saja dan dari golongan mana yang menjadi orang pertama yang memulai mempelajari hal timur. Yang dimaksud, yaitu hal keislaman, hal keadaan kaum muslimin, peradaban, kehidupan dan penghidupannya. Mereka itu adalah dari Vatikan, tegasnya dari pendeta-pendeta Roma Katolik. Para Paus, Uskup dan pendeta Katolik yang memulai mengatur dan mengembangkan orientalisme. Dan dengan pengaruh mereka, lalu raja-raja dan penguasa-penguasa Eropa tertarik pada orientalisme. Di bawah ini beberapa nama kaum orientalis yang terkemuka dari generasi pertama, yang terdiri dari kaum agama Katolik umumnya. 
a.Jerbert de Oraliat (938-1003). Seorang pendeta Katolik yang pergi ke Andalusia dan belajar perguruan tinggi Islam di Cordoba. Sehingga ia dikenal seorang yang pandai dalam bahasa Arab, ilmu pasti dan ilmu falak. b.Dicull (1125), Ia seorang pendeta dari Irlandia berkunjung ke Mesir menyelidiki tentang Piramid dan Keadaan keislaman di Mesir.
c.Pierre Le Venerable (1094-1156), seorang pendeta dari Perancis, ia ke Andalusia menambahkan ilmunya, kemudian dia menulis buku-buku untuk menentang orang Islam dan Yahudi.
d.Daniel of Mortey, mulanya ia belajar di Oxford dan Paris, ia tidak merasa puas dengan Universitas-Universitas Barat, lalu berangkat ke Andalusia lalu berkembang di sana.
Pendek kata, oleh dorongan keagamaan, maka kaum orientalis yang terdahulu telah memanfaatkan hasil penelitiannya tentang agama Islam dan yang berhubungan dengan agama Islam, secara positif dan negatif. Dan banyak melontarkan hasil penelitian yang bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya dan membawa pengaruh yang jelek.
2.    Motivasi Ekonomi dan Perdagangan
Motivasi Pol Diantara motivasi Barat mengkasi Islam adalah dalam kerangka menerobos pasar perdagangan di dunia Timur. Mereka bekerja-sama dengan dunia Timur untuk membuka pasar-pasar, menggali sumber-sumber alam, pertambangan, dan lain-lain. Mereka kemudian mendirikan pabrik-pabrik di wilayah Timur, tetapi belakangan mereka berusaha membunuh atau mematikan kegiatan produksi dan lalulintas perdagangan yang dikuasai oleh orang-orang Timur (Islam), sehingga lambat laun usaha-usaha yang dimiliki oleh orang-orang itmur mengalami kemunduran, dan sebliknya milik orang-orang Barat yang mengalami kemajuan pesat.
Ketika orang-orang Timur sudah dalam posisi lemah inilah para imperalis atau kaum orientalis memanfaatkan kelemahan orang –orang Timur agar merendahkan diri di depan orang Barat, mengemis dan meminta bantuan. Dari sinilah orang-orang Barat mulai menancapkan kuku kekuasaan sebagai kaum imperialis (penjajah) sekaligus ingin menunjukkan bahwa betapa pun orang Barat adalah di atas segalanya bagi dunia Timur.

titik dan Penjadi Dorongan ini nyata sekali bagi negeri-negeri industri yang memerlukan pasaran untuk melemparkan hasil industrinya. Mereka harus meneliti kesukaan negeri-negeri yang jadi sasarannya. Kaum orientalis yang terdorong penelitiannya tentang Timur oleh dorongan ekonomi dan perniagaan, harus bekerja keras, agar tidak ketinggalan. Mereka harus menempuh cara-cara baru yang menguntungkan kedua pihak atau segala pihak, dengan memberikan pinjaman, persahabatan dan sebagainya demi kepentingan ekonomi dan perniagaan.
3.    Motivasi Ilmiah dan Kebudayaan
Peradaban Islam pernah mencapai puncak kemajuan di dua kota besar Islam, yaitu Bagdad dan Andalusia. Dari kedua kota besar inilah kemudian berpengaruh pada kota-kota disekitarnya. Pada masa-masa jayanya tersebut, banyak bangsa Eropa berduyun-duyun menuntut ilmu di sekolah-sekolah islam. Mereka melihat kemajuan dan perkembangan peradaban dunia Islam; mereka pun kemudian menyaksikan betapa tinggi perkembangan ilmu dan filsafat sehingga banyak digandrungi oleh para cendikiawan.
Dr. Mustafa as-Siba’iy menerangkan lebih lanjut, bahwa golongan yang didorong oleh dorongan ilmiah, sangat sedikit yang salah pemahamannya tentang Islam dan peninggalan Islam. Karena mereka tidak sengaja untuk menyelewengkan agama Islam dan memasukkan yang bukan-bukan ke dalam Islam.
Orientalisme memang bukan kajian obyektif dan tidak memihak Islam maupun kebudayaannya, yang diupayakan secara mendalam bukanlah untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan orisinil, melainkan hanya rencana jahat yang terorganisasikan untuk menghasut para pemuda kita agar memberontak terhadap agama mereka, dan mencemooh semua warisan sejarah Islam dan kebudayaannya sebagai warisan yang tidak berguna. Sasaran yang hendak dicapainya adalah mencipta kekeliruan sebanyak-banyaknya di kalangan pemuda-pemuda yang belum matang dan mudah ditipu itu dengan cara menanamkan benih keraguan, sinisisme dan skeptisisme. Para orientalis juga mendorong setiap orang munafik, setiap kelompok yang tampak di permukaan untuk menanamkan perpecahan dan persengketaan di kalangan para pemimpin muslimin. Kita benar-benar yakin bahwa orientalisme dan modernisasi tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Di lihat dari sudut pandang ideologi, tidak ada perbedaan sama sekali di antara keduanya.
4.    Motivasi Politik dan Penjajahan
Perang Salib merupakan peperangan yang pada dasarnya memperebutkan kekuasaan daerah yang semula dikuasai oleh kaum Kristen yang selanjutnya direbut oleh orang Islam. Karena merasa daerah kekuasaannya direbut oleh orang Islam, maka timbullah keinginan orang Kristen (Barat) untuk meraihnya kembali sebagai daerah yang semula menjadi miliknnya. Azra mengklasifikasikan perang salib yang merupakan sebuah wujud konfrontasi antara Kristen dan Islam sebagai bentuk benturan antara Barat dan Timur dalam tataran politik.
Perkembangan selanjutnya kajian orientalisme dikaksudkan untuk mensukseskan imperalis Eropa pada negara-negara islam dengan adanya penjajahan. Ini terjadi misalnya di negara Mesir oleh Perancis dan negara Indonesia oleh Belanda. Proses imperialisme ini diawali dengan kolonialisme Eropa setelah mengenal dunia Timur yang memiliki bahan pokok perdagangan mereka dan sumber daya alam yang melimpah. Dalam usaha perluasan perdagangan mereka kemudian berusaha menguasai daerah jajahan agar mereka leluasa mengeruk kekayaan dan sumber daya alamnya. Dalam hal ini kolonialisme atau imperialisme dan orientalisme bergabung merupakan dua proses yang berkesinambungan. Orientalisme berperan sebagai alat untuk mendukung usaha imperialis Barat, sedangkan imperialis bertugas memberikan informasi dan laporan tentang segala hal mengenai daerah penjajahan yang dikuasai.
Ketika berakhirnya Perang Salib, dengan kekalahan kaum Salib, pada saat itu merupakan perang agama dan pada hakekatnya perang penjajahan, orang-orang Barat tidak mudah putus asa untuk kembali menduduki negeri-negeri Arab dan orang Islam. Sewaktu kekuatan militer dan politik sudah berada dalam tangan mereka, lalu di antara yang mendorong orientalisme itu ialah untuk melemahkan perlawanan jiwa dan cita-cita dari kaum muslimin. Dengan penelitian hal ketimuran yang di dorong oleh dorongan penjajahan, kita melihat bagaimana mereka menyampaikan konsep politik penjajahan kepada pemerintah yang menjajah negeri-negeri timur umumnya dan negeri-negeri Islam.













SIMPULAN

Dari keterangan di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwasanya seorang Orientalis Barat mengadakan penelitian dan mempelajari tentang ketimuran, khususnya dalam agama Islam mempunyai tujuan yang positif dan negatif. Adapun positifnya yaitu adanya ilmu pengetahuan dari orang Barat yang disalurkan kepada negeri-negeri Islam dan negeri-negeri Timur. Tujuan negatifnya yaitu mereka mempunyai rencana jahat yang terorganisasi, sehingga terjadi perpecahan dan persengketaan antar sesama agama Islam. Hal-hal yang menjadi dorongan para orientalis yaitu antara lain keagamaan, ekonomi, penjajahan, politik dan lain sebagainya.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HISTORIOGRAFI KONTEMPORER DAN PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK ERA REFORMASI

ekonomi islam pada masa Abu Bakar